Kamis, 21 Juli 2011

Mendamba Sosok Pemimpin Negeri

Kali ini saya menulis tidak berdasarkan berita di koran, tapi berdasarkan obrolan dengan seorang kolega kemarin. Saat itu kolega saya menyarankan untuk ikut menulis dengan tema mengapa kenaikan harga-harga saat ini sulit untuk dikendalikan. Karena ilmu ekonomi hanya saya dapat sampai sekolah menengah saja, ya saya tidak tahu harus menjawab apa tentang fenomena tersebut dari sudut pandang ekonomi. Tapi karena masih terpikir ada celah untuk menjawab berupa kata "..sulit untuk di kendalikan", maka saya pun menjawab saya tidak tertarik untuk menulis tema tersebut.
Kolega saya sedikit agak terkejut mendengar jawaban saya dan dilanjutkan dengan menanyakan alasan keengganan menulis dengan tema tersebut. Jawaban yang saya berikan padanya karena tema tersebut langsung terbaca negatif dipikiran saya dan ujungnya membuat mindsetnya menjadi pesimistis ketika mendengar kata "...sulit untuk di kendalikan". Dia tambah bingung, apa hubungannya?
Saya hanya bisa menjawab,
Pertama kata "...sulit dikendalikan" menurut saya adalah kata yang hanya diucapkan oleh orang-orang yang hampir putus asa karena tidak mampu melakukan sesuatu dalam upaya pencegahan. Meskipun kata sulit masih mengandung kemungkinan untuk bisa dilakukan, tapi hal tersebut bagi saya menggambarkan keadaan diri seseorang -yang mengucapkan kata tersebut-sebagai orang yang sudah putus harapan, sebagai orang yang tidak merasa telah tidak mampu untuk merubah keadaan disekelilingnya untuk menjadi lebih baik.
Kedua adalah kata "kendali". Kata kendali dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah merujuk pada pemerintah. Kenapa langsung menembak pada pemerintah? Karena memang pemerintahlah yang diberikan kewenangan untuk mengendalikan gerak langkah bangsa. Pemerintah adalah satu-satunya organ yang mempunyai otoritas dalam arti kekuasaan yang luas dalam mengendalikan bangsa.
Lalu apa hubungannya "harga-harga sulit dikendalikan" dengan pemerintah?Hubungan yang sangat mudah untuk diterjemahkan. Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan pengendalai gerak roda kehidupan berbangsa dan bernegara mempunyai fungsi kontrol besar dalam menjalankan berbagai dinamika kehidupan di masyarakat. Sementara kata "kenaikan harga yang sulit dikendalikan" menunjuukan bahwa pemerintah telah -kalau boleh dibilang- gagal atau tidak mampu menjalankan fungsi kontrolnya.
Dan sekali lagi ketika harus berbicara ataupun menulis sesuatu tentang keburukan pemerintah, langsung membuat urat tengkung di leher saya mengeras. Saya bukan orang pertama dan bukan pula satu-satunya orang yang menyimpan tentang kesan kurang baiknya pemerintah ini. Jadi inti dari saya tidak mau menulis tentang "kenaikan harga yang sulit dikendalikan" adalah karena saya tidak mau menambah rentetan keluhan masyarakat tentang kinerja pemerintah yang dinilai tidak berhasil dan tetap saja tidak ada perubahan dari pemerintah. Cukup saya tahu saja, pemimpin seperti apa yang saya punya saat dan terus membayangkan pemimpin ideal seperti apa yang saya kira mampu mengatasi masalah negeri ini. Atau mungkin saja perlu Ahmad Dinejad dan Moammar Khadafi dibawa ke negeri ini supaya kita belajar bagaimana menjadi negara yang bangga atas diri bangsa sendiri. Tidak perlu bermimpi seperti Hitler ataupun Mussolini, kita sudah puya Gadjah Mada yang bermimpi menyatukan nusantara ini. Lalu apa mimpi pemimpin negara kita saat ini??? waallohu 'alam.. Hanya Tuhan dan dia yang tahu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar